I. Pendahuluan
Dalam
dunia bisnis, keahlian itu bisa dibeli. Jika kita tidak ahli mengelola
keuangan, sedangkan penjualan kita terus berkembang, kita bisa merekrut tenaga
keuangan yang pintar. Hal yang tidak bisa dibeli adalah semangat dan cita-cita
yang kuat untuk memulai dan mengembangkan usaha. Jika mau sukses maka maka kita
harus memiliki cita-cita yang kuat untuk menjadi seorang usahawan sukses.
Selanjutnya, kita harus memiliki kemampuan merekrut dan mengelola karyawan.
Makalah ini bukanlah
mengenai teori tentang defenisi apa, siapa dan bagaimana wirausaha, melainkan
tentang bagaimana membagi pengalaman orang sukses kepada kita
agar
bisa memulai dan mengelola usaha untuk terus berkembang tanpa mengabaikan teori
yang disampaikan banyak pakar.
II. Pembahasan
Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai
kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan
entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau untuk
mencapai suatu tujuan[1], baik yang bersumber dari dalam diri
individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi
ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki
individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya,
baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah
sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan
peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja
(prestasi) seseorang.
Dalam
konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk
memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:[2]
1. Durasi kegiatan
2. Frekuensi kegiatan
3. Persistensi pada kegiatan
4. Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam
mengahadapi rintangan dan kesulitan
5. Devosi dan pengorbanan untuk mencapai
tujuan
6. Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan
kegiatan yang dilakukan
7. Tingkat kualifikasi prestasi atau
produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan
8.
Arah sikap
terhadap sasaran kegiatan
Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi merupakan konsep yang dikembangkan
pertama kali oleh Alexander Murray dengan istilah need for achievement
(Petri, 1981). Selanjutnya McClelland dan Atkinson melanjutkannya dengan
penelitian tentang hal tersebut dalam bentuk konsep teoritik tentang motivasi
berprestasi (Buck, 1988).
Motivasi berprestasi menurut McClelland dan Atkinson (Buck,
1988) adalah upaya untuk mencapai sukses dengan berkompetisi dengan suatu
ukuran keunggulan. Standar keunggulan yang dimaksud adalah berupa prestasi
orang lain atau prestasi sendiri yang pernah diraih sebelumnya. Heckhausen
(1967) memberi pengertian motivasi berprestasi sebagai usaha keras idiividu
untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan diri setinggi mungkin dalam
semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan sebagai pembanding.
Standar keunggulan dapat berupa tingkat kesempurnaan hasil pelaksanaan tugas
(berkaitan dengan tugas), perbandingan dengan prestasi sendiri (berkaitan
dengan diri sendiri) dan perbandingan dengan orang lain (berkaitan dengan orang
lain).
Martaniah (1979) memberi pengertian
tentang motivasi berprestasi sebagai motif yang mendorong indivivu untuk
berpacu dengan ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan ini dapat menggunakan
dirinya sendiri, orang lain dan dapat pula kesempurnaan tugas.
Pengertian-pengertian tersebut memberikan
pemahaman bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri
individu untuk mencapai suatu nilai kesuksesan. Di mana nilai kesuksesan
tersebut mengacu pada perbedaannya dengan suatu keberhasilan atas penyelesaian
masalah yang pernah diraih oleh individu maupun berupa keberhasilan individu
lain yang dianggap mengandung suatu nilai kehormatan.
Komponen Motivasi Berprestasi[3]
Motivasi berprestasi terdiri atas dorongan-dorongan
dari dalam individu untuk dapat mencapai tujuan dan bertahan ketika menghadapi
rintangan. Weiner (1972) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi terdiri atas
empat komponen.
Pertama . Menyukai aktivitas yang prestatif dan mengaitkan
keberhasilan dengan kemampuan dan usaha keras. Individu akan meras puas
dan bangga atas keberhasilannya sehingga akan berusaha keras untuk
meiningkatkan segala kemungkinan untk berprestasi. Ketika mengerjakan tugas ia
lebih didorong oleh harapan untuk sukses daripada untuk menghindari gagal
(Heckhausen, 1967).
Kedua.
Beranggapan bahwa kegagalan disebabkan oleh kurangnya usaha. Individu
dengan motivasi berprestasi tinggi akan merasa marah pada diri sendiri dan
merasa menyesal apabila prestasi yang dicapai tidak sebaik apa yang diharapkan,
karena ia seharusnya dapat mencapai prestasi yang tinggi kalau ia berusaha
lebih keras lagi (Madina, 1998).
Ketiga.
Selalu menampilkan perasaan suka bekerja keras dibanding individu lain
yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. Hal ini menjadikan ketangguhan
individu dalam menjalankan tugas. Ia akan memelihara kualitas kerja yang tinggi
untuk menyelesaikan tugas dengn sukses, untuk dapat mencapai prestasi terbaik
yang dapat diraihnya dan mengungguli orang lain (Heckhausen, 1967).
Keempat. Mempunyai satu pertimbangan dalam memilih tugas dengan tingkat
kesulitan sedang, yaitu tugas yang tidak terlalu mudah tetapi juga tidak
terlalu sukar. Hal ini dikarenakan orientasi motivasi berprestasi adalah adanya
kesuksesan sebagai nilai prestasi, sehingga tugas yang terlalu mudah tidak
bernilai tantangan dan tugas yang terlalu sulit akan sedikit memberikan
kemungkinan untuk berhasil.
Dengan demikian dapatlah kita tarik
kesimpulan bahwa motivasi itu memiliki kekuatan (Power) yang sangat penting
bagi kita untuk dijadikan suatu modal dalam memulai suatu usaha.
Berikut ini ada sebuah
artikel yang harus kita cermati sebaik mungkin: “Ingin berbisnis tetapi
Anda termasuk daun hijau” Tidak perlu khawatir. Maka pemakalah akan
memberikan beberapa tips-tips yang mana dengan tips tersebut semoga kita mendapatkan
kiat untuk memulai suatu usaha, diantaranya adalah :[4]
1.
Miliki Mimpi!
Awal dari
terwujudnya kesuksesan besar adalah mimpi besar. Bermimpi memiliki tempat usaha
di mana-mana, cabang di mana-mana, mendirikan dua sampai tiga perusahaan
sekaligus, omzet mencapai milyaran rupiah, banyak pelanggan dalam negeri maupun
luar negeri, dan menuai kesuksesan-kesuksesan masa depan lainnya. Mimpi ini
Anda jadikan sebagai motivasi untuk menggali ide-ide kreatif dalam menciptakan
sebuah usaha. Nikmati mimpi tersebut tanpa menghentikan langkah nyata berusaha
2. Obsesi dan Hobby
Tanamkan obsesi
kuat meraih cita-cita Anda. Mulailah memperhatikan hobi Anda yang belum sempat
Anda lirik sekalipun. Hobi menulis, bercerita, memasak, bermain bulu tangkis,
main catur, membuat desain dan hobi lain yang mungkin hanya dipandang sebelah
mata saja. Rahasianya ada pada kesungguhan hati Anda untuk menekuni salah satu
hobi Anda. Ambilah satu dari hobi Anda yang menurut Anda cocok untuk dijadikan
usaha. Berikan sepenuh hati Anda dalam menjalankan hobi Anda. Satu hal yang
harus Anda pegang, semua berawal dari hal kecil, dan kerjakeras.
3.
Sadari Realitas
Meskipun saya
menyarankan bermimpi hal besar, saya katakan itu guna motivasi dan pencarian
obsesi Anda yang sebenarnya. Di kala sudah bermimpi maka kembalilah pada
kenyataan. Lihatlah apa-apa yang sudah Anda miliki dan hitung seberapa besar
modal yang harus digunakan untuk menjalankan bisnis Anda. Mulailah dari apa
yang Anda merasa ahli dibidangnya. Tidak perlu membandingkan dengan orang lain.
Hanya fokus pada usaha baru Anda dan rencana-rencana untuk mengembangkannya.
4.
Memiliki Rencana Bertahap
Tidak ada yang
langsung jadi di dunia ini. Semua dimulai melalui tahapan-tahapan kejadian.
Begitu pula Anda yang baru merintis usaha, apalagi masih hijau. Hal pertama
pastilah masalah modal. Jika memang modal Anda hanya sedikit, ikuti saja
peraturannya. Anda wajib berpikir dua kali dalam menggunakan modal yang ada.
Rencanakan sesuai kepentingan saja. Yakinlah bahwa keuntungan akan datang
sendiri jika menjalankan tahap usaha dengan benar.
5.
Menyusun Rencana Kreatif
Menjalankan
usaha tidak sederhana jika menginginkan hasil maksimal. Berusahalan memiliki
ide bisnis kreatif. Baik dari segi produk yang sedang Anda usahakan,
pengelolaan modal, penjajakan jaringan, atau rencana kretif lain seperti
pelayanan customer, bonus-bonus produk, launching produk, dal sebagainya.
6.
Miliki Ide Antisipasi
Masalah Bisnis
Dunia bisnis
sarat dengan ketegangan. Bila kita tidak menyiapkan beberapa senjata yaitu
rencana-rencana kreatif, bisa jadi malah terjebak dalam lingkar bisnis tidak
menyenagkan. Awal bisnis yang baik memerlukan susunan rencana cadangan. Karena
tidak semua berjalan mulus. Jika suatu saat usaha Anda mengalami goncangan baik
modal maupun kinerja usaha, maka susunan rencana Anda yang lain siap menolong
Anda.
7.
Rancang Anggaran Anda
Setelah beberapa waktu
usaha Anda berjalan dan mulai terlihat usaha makin menguntungkan, segeralah
menyusun anggaran sesuai pos-pos penting untuk kelangsungan usaha Anda.
Tempatkan pengeluaran dan pemasukan dalam wadah yang berbeda. Berhati-hatilah
di area anggaran ini, karena jika tidak tepat Anda akan kesulitan menanganinya.
Setelah ketujuh tips
tersebut kita jalankan maka barulah kita dapat memulai usaha kita, akan tetapi
untuk memulai suatu usaha kita juga
harus memperhatikan beberapa hal yang berkaitan erat dengan usaha,
Berikut penjelasannya:
1.
Memilih bentuk dan
Lokasi Usaha
Dalam
memilih jenis usaha terdapat beberapa poin penting dalam usaha tersebut agar
usaha kita itu dapat berjalan sebagaimana mestinya diantaranya :
a. Carilah Sesuatu yang menyenangkan kita, makanan, pendidikan,
perbankan, dan lain-lain.
b. Pasarnya bagaimana? Maksudnya adalah kita dituntut untuk paham
benar dengan pasar yang telah kita rencanakan sesuai dengan hal yang kita
senangi.
Setelah
kita memilih bentuk maka barulah kita mementukan tempat atau menentukan lokasi
usaha, dalam teori marketing mix( Bauran Pemasaran ) , ada 4 hal utama
pemasaran, yakni: Product, Price, Place, dan Promotion, kita harus
memiliki kemampuan untuk meramu ke empat hal tersebutagar bisa sukses. Lokasi
kantor yang tepat memudahkan kita untuk mendistribusikan produk kita oleh
karena itu kita harus pintar dalam memilih lokasi yang strategis yang membuat
konsumen mudah membelinya, karena semakin sulit lokasi dijangkau oleh konsumen
maka dibutuhkan promosi yang banyak pula.
(Semua
jenis produk bisa mencetak keuntungan dan kerugian, dan yang membuat produk
tersebut berhasil mmencetak keuntungan adalah KITA).
2.
Memasarkan Produk Dengan
Praktis
Dala
hal memasarkan produk terdapat beberapa hal penting yang harus kita pahami
diantaranya :
a. Kenalilah calon pembeli kita
b. Buatlah calon pembeli benar-benar mau membeli
c. Buatlah setiap pembeli lebih sering membeli
d. Buatlahpelanggan lebih banyak membeli,
e. Pahami ramuan pemasaran (Marketing Mix).
3.
Merekrut dan Mengelola
Karyawan
Dalam
hal merekrut dan mengelola karyawan hal –hal yang harus kita perhatikan adalah
:
a.
Paham dan mengerti bahwa karyawan adalah
aset.
b.
Mengetahui betul tentang kriteria penilaian
perekrutan karyawan.
c.
Mengetahui betul tentang kriteria
pengelolaan karyawan.
d.
Janganlah kita bangga melayani pembeli
terus-menerus.
e.
Kita harus benar-benar menjadi pemimpin yang
efektif.
f.
Kita juga harus bisa untuk mendelegasikan
pekerjaan kepada karyawan.
(Siapa diri kita? Tercermin dari orang-orang yang kita rekrut,
Kemajuan usaha kita tergantung kemampuan kita mengelola orang-orang yang
direkrut).
4.
Mengelola Produks
Dengan Baik
Dalam
hal mengelola produk yang baik, yang seharusnya kita perhatikan adalah :
a. Kita harus memilih materi yang baik.
b. Kita harus memproses pembuatan produk yang baik pula.
c. Kita juga harus memperhatikan tempat penyimpanan produk.
d. Kita juga harus memperhatikan pemakaian produk.
e. Kita harus mengaktifkan sistem kontrol terhadap produk kita.
(Sukses mengelola produksi dimulai dari seleksi bahan baku,
proses penyimpana, hingga cara-cara pemakaian yang tepat. Jika salah satu
bagian tidak dilakukan dengan baik, semua bagian menjadi tidak berguna).
5.
Melakukan Promosi Yang
Praktis
Dalam
hal melakukan promosi yang praktis , beberapa hal yang seharusnya kita
perhatikan adalah :
a. Kita harus bisa mengkomunikasikan nilai tambah dari produk
kita.
b. Kita harus bisa melakukan promosi yang efektif.
c. Kita juga dituntut untuk bisa melakukan promosi yang praktis
untuk usaha kecil.
(Buatlah nilai tambah pada produk kita, lalu sampaikan pada
orang yang tepat, dalam jumlah banyak, dan dengan cara yang tepatpada waktu dan
waktu yang tepat pula).
6.
Mengelola Keuangan
Dalam
hal mengelola produk yang baik, yang seharusnya kita perhatikan adalah :
a. Kita harus mengetahui kelancaran aliran uang ( Cash Flow ).
b. Kita juga harus bisa mengatur sistem keuangan kita.
(Kita perlu punya catatan keuangan yang sederhana dan mudah
dipahami, karena catatan aitulah yang digunakan untuk mengambil KEPUTUSAN ).
7.
Mengontrol Usaha
Dalam
hal mengontrol usaha yang baik, yang seharusnya kita perhatikan adalah :
a. Kita harus mengerti mengapa kadang kala ada orang yang tidak
ahli akan tetapi usahanya sukses ?.
b. Kita juga harus mengerti dan dituntut untuk bisa cara
bagaimana mengontrol karyawan.
c. Kita juga harus sadar bahwa kita dan karyawan masih perlu
untuk terus belajar.
d. Kita harus melakukan kontrol yang praktis.
(Jika kita semakin pintar dan pandai dalam mengontrol usaha,
maka semakin banyak pula waktu untuk mengembangkan usaha dayang tidak kalah
pentingnya kita juga memiliki waktu untuk KELUARGA).
III.
Kesimpulan
Apapun yang kita
usahakan, tidak ada yang menjamin bisa sukses. Sementara itu jika kita tidak
berani untuk mulai mencoba maka sesungguhnya kita benar-benar gagal. Ketika
telah memulai usaha, apapun hasilnya, kita telah melangkah menuju sukses.
Begitulah filosofi yang harus kita pegang. Orang bijak mengatakan, orang sukses
adalah orang yang gagal berkali-kali, orang gagal adalah orang yang gagal
sekali langsung berhenti. Dan sebenar-benarnya gagal adalah mereka yang tidak
pernah berani mencoba sama sekali.
Pelaku usaha yang
sukses selalu belajar dari kesalahan dan kegagalan. Sekali dia gagal, ia akan
mencoba lagi dan tidak mau mengulang kesalahannya. Bagi orang-orang sukses,
dibalik kegagalan selalu ada ilmu untuk sukses. Dibalik kegagalan ada
keuntungan lain yang tidak berupa uang, bisa berupa ilmu, teman, atau yang
lainnya.
(Supaya bola bisa
melambung tinggi, perlu jatuh kelantai dengan keras, Apabila usahsa kita jatuh
(gagal), itu pertanda kita punya peluang untuk melompat lebih tinggi).[5]
Referensi
bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/kwu/kwu-tpb-modul4.pdf
http://abahsoleh.blogspot.com/2008_05_01_archive.html
wangmuba.com/2009/04/03/motivasi-berprestasi/
id.shvoong.com/tags/berbisnis/page-9/
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
[1]
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
[2]
http://abahsoleh.blogspot.com/2008_05_01_archive.html
[3]
wangmuba.com/2009/04/03/motivasi-berprestasi/
[4]
id.shvoong.com/tags/berbisnis/page-9/
[5]
bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/kwu/kwu-tpb-modul4.pdf
0 komentar:
Posting Komentar