Tantangan pada abad ini merupakan sebuah realitas yang harus dihadapi oleh masyarakat kita sekarang. Kekuatan tantangan tersebut tersebar melalui segala media yang ada, dari cyber, televisi dan berbagai rajutan pola yang membentuk cara pandang umat muslim berbeda dari syari’at Islam sehingga menimbulkan problematika dikalangan kaum muslimin. Dari sinilah kemudian muncul yang namanya ghazwul fikri atau perang pemikiran yang mana memberikan andil besar dalam membentuk persepsi Barat terhadap Islam dan dunia Islam. Caranya ialah dgn mengungkapkan kemunduran pola pikir dunia Islam dalam rangka pertarungan peradaban antara Timur dgn BaratBarat merupakan peradaban yang tumbuh dan berkembang dari kombinasi beberapa unsure yaitu filsafat, nilai-nilai kuno yunani dan romawi, agama, yahudi, dan Kristen yang dimodifikasi oleh bangsa eropa. Azas Peradabanya tidak didasarkan dengan wahyu tapi melalui rasio, pendekatan intelektual yang dipengaruhi sifat empiris, realitas dan kultur. Agama bagi Barat hanya diletakkan sebagai salah satu elemen dari berbagai elemen seperti yang ditangkap dari eksposisi Huntington tentang kultur Amerika adalah Prinsip Agama, Filsafat, Politik dan Kepercayaan Terhadap Prinsip-Prinsip Kebebasan, Persamaan, Individualism, Dan Kapitalisme, lain halnya dengan Islam yang mana agama merupakan sebuah peradaban, doktrin yang tak terlepas oleh wahyu.
Perbedaan Islam dan Barat berdasarkan francis fukuyama dalam buku the end of history, and the last man. Ditulis bahwa Islam disejajarkan dengan ideology liberalisme dan komunisme sedangkan bagi Ronald inglehart dan pippa Norris menggambarkan Islam dan Barat berkaitan dengan kesetaraan gender dan kebebasan seks. Dari Asumsi – asumsi seperti ini gerakan –gerakan pemikiran terutama orientalis melancarkan doktrin-doktrin dari sikap skeptisisme (keraguan) terhadap Islam sebagai kekuatan yang ampuh dalam mengeluarkan Islam dari umat muslimin.
Framework Orientalis
Orientalis adalah kajian timur yang dilakukan oleh Barat didalam mempelajari Islam adapun Orientalisme merupakan gelombang pemikiran yg mencerminkan berbagai studi ketimuran yg Islami. Yang dijadikan objek studi ini mencakup peradaban agama seni sastra bahasa dan kebudayaan. Akar gerakan orientalisme dapat ditelusur dari kegiatan mengkoleksi dan menterjemahkan teks-teks dalam khazanah intelektual Islam dari bahasa Arab ke bahasa Latin sejak Abad Pertengahan di Eropa.
Adapun ketertarikan Barat dalam mengkaji timur dan Islam setidaknya terdapat dua motif utama : motif keagamaan (semangat missionaries), kedua motif politik yang mana Barat ingin menguasai peradaban dunia melalui gerakan-gerakan globalisasi, modernisasi, westernisasi Framework nya melalui gerakan tersebut telah menyebar hampir di sebagian besar Negara yang bermayoritas Islam khususnya Indonesia.
Pendidikan Orientalis .
Pendidikan Orientalis .
Gerakan Orientalis yang meliputi Liberalisme. Pluralisme agama, Feminisme, Demokrasi, dan lain-lain kini telah masuk ke dalam bangku-bangku kuliah perguruan tinggi Islam.dan melalui program-programnya memperkenalkan elemen-elemen peradaban Barat sepeti persamaan, hak azazi manusia. Pluralisme agama, demokrasi, dan lain-lain kesemuanya berdasarkan pada cara berfikir Barat. Sehingga pembaharuan, reformasi muncul dikalangan pemikiran cendekiawan muslim, jadi tak heran fenomena yang terjadi di kalangan pemuda seperti demo di sana-sini, reformasi pesantren pendidikan dan penyelewengan agama. Itu semua merupakan hasil dari pendidikan orientalis.
Adapun sasaran-saran gerakan pendidikan orientalisme antara lain:
1 menumbuhkan keragu-raguan terhadap keyakinan umat atas kerasulan Muhammad saw
2 membolehkan kawin antar agama
3 menumbuhkan keraguan terhadap kebenaran Alquran dan memutarbalikannya;
4 memperkecil nilai fikih Islam dan menganggapnya sebagai adopsi dari hukum Romawi;
5 memojokkan bahasa Arab dan menjauhkannya dari ilmu pengetahuan yg semakin berkembang; menampilkan Islam kepada sumber Yahudi dan Nasrani;
6 mengkristenkan umat Islam.
Kesimpulan
Adapun sasaran-saran gerakan pendidikan orientalisme antara lain:
1 menumbuhkan keragu-raguan terhadap keyakinan umat atas kerasulan Muhammad saw
2 membolehkan kawin antar agama
3 menumbuhkan keraguan terhadap kebenaran Alquran dan memutarbalikannya;
4 memperkecil nilai fikih Islam dan menganggapnya sebagai adopsi dari hukum Romawi;
5 memojokkan bahasa Arab dan menjauhkannya dari ilmu pengetahuan yg semakin berkembang; menampilkan Islam kepada sumber Yahudi dan Nasrani;
6 mengkristenkan umat Islam.
Kesimpulan
Ulasan ringkas ini sedikitnya dapat memberikan gambaran betapa gigih dan seriusnya para orientalis Barat mempengaruhi framework umat Islam melalui gerakan pendidikan orientalisme dari berbagai sudut dan dengan berbagai pendekatan. Apa yang mereka lakukan dan mereka hasilkan merupakan tantangan ilmiah bagi cendekiawan Muslim, agar berusaha melakukan hal yang sama, menghasilkan karya-karya serupa, menunjukkan kekeliruan dan meluruskan kesalahan. Sikap skeptisisme terhadap kajian Islam secara berlebihan sayogyanya dihentikan, sebab sikap skeptisisme bisanya menggeser keyakinan dan menghilangkan sikap kritis. Unuk bersikap kritis tentu memerlukan penguasaan bidang-bidang yang ditekuni orientalis secara meluas itu.
0 komentar:
Posting Komentar