Tak bisa
dipungkiri bahwa industri perbankan syariah nasional saat ini berkembang dengan
pesat. Walau umurnya relatif masih muda, namun perkembangannya begitu cepat dan
diyakini memiliki prospek yang cerah. Sudah selayaknya lah kita harus berbangga
dengan pencapaian ini.
Pesatnya
perkembangan ini tak lepas dari moralitas dan nilai-nilai agama Islam yang
melekat pada industri perbankan syariah ini.
Namun harus
diakui bahwa kemajuan perbankan syariah ini belumlah berarti apa-apa bila
dibandingkan dengan kemajuan yang dicapai perbankan konvensional.
Saat ini
asset perbankan syariah nasional hanya sebesar 60 trilyun atau 2,1 persen saja
dari total aset perbankan nasional. Ini berarti perjuangan menuju kesuksesan
perbankan syariah masih sangat jauh dari harapan sesungguhnya.
Kesuksesan
perbankan syariah masih harus terus diperjuangkan oleh seluruh stakeholder
perbankan syariah. Eksplorasi, inovasi dan kreasi pengembangan perbankan
syariah harus dilakukan dengan strategi tepat guna.
Kritik-kritik
membangun mutlak dihadirkan untuk menentukan arah perbaikan ke depan. Apalagi
bila dibandingkan antara pencapaian perbankan konvensional yang semakin jauh.
Berdasarkan
pengamatan penulis atas situasi dan kondisi real perbankan syariah saat ini
maka berikut ini kritik-kritik yang bisa dihadirkan demi perkembangan yang
lebih baik lagi.
Pertama, kegagalan menarik simpati masyarakat. Dengan asset
195 juta jiwa penduduk muslim, seharusnya perbankan syariah bisa menjadi pasar
potensial dan bahkan bisa menjadi pilihan utama masyarakat negeri ini.
Namun
faktanya tak begitu banyak masyarakat yang kenal perbankan syariah, apalagi
menjadi nasabahnya. Disinilah dibutuhkan dana sosialisasi perbankan syariah
yang cukup besar agar image perbankan syariah terbangun dengan baik di
masyarakat. Coba bayangkan, dana promosi perbankan syariah nasional hanya
sebesar 0,2% dari total dana promosi perbankan konvensional. Sungguh sangat
jauh perbedaannya.
Selain
dana, target sosialisasi juga harus lebih focus, terutama kepada stakeholder tidak
langsung dari perbankan syariah seperti masyarakat umum, akademisi, mahasiswa,
pelajar, tokoh masyarakat dan ulama.
Upaya ini
dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait fungsi, kemanfaatan,
peran danpositioning perbankan syariah nasional.
Sosialiasasi
kepada para ulama/kyai misalnya dapat lebih diintensifkan. Jika seorang kyai
atau ulama sudah memahami betapa penting dan mudahnya bertransaksi dengan
perbankan syariah dan meyakini bahwa produk-produknya sesuai dengan konsep-konsep
islami maka diyakini betul seluruh elemen masyarakat (jamaah atau santri atau
wali murid dan masyarakat sekitar nya) akan mengikutinya dengan penuh
keyakinan.
Ini sejalan
dengan hasil penelitian beberapa kalangan termasuk BI yang menyatakan bahwa
salah satu alasan terkuat memilih bank syariah adalah alasan keyakinan agama
yang dianutnya termasuk didalamnya fatwa dari para ulama/kyai ini.
Kegiatan
sosialisasi ini dimaksudkan untuk memunculkan pioner-pioner baru
pengembangan perbankan syariah, missal dari kalangan ulama atau kyai….kenapa
tidak? Jika semua program sosialisasi ini dapat dijalankan dengan baik, efektif
dan tepat sasaran, tidak mustahil target gap 5% antara perbankan syariah dan
perbankan konvensional dapat tercapai.
Kedua, kegagalan menggarap pasar mengambang (floating
market) perbankan syariah. Harus diakui bahwa potensi pasar perbankan syariah
di Indonesia terbagi dalam 3 kategori pasar yaitu pasar loyalis syariah (pasar
yang fanatik dengan sistem syariah), pasar mengambang -floating
market (pasar yang tidak terlalu fanatik terhadap satu sistem perbankan),
dan pasar loyalis konvensional (pasar yang fanatik terhadap bank konvensional).
Potensi
pasar loyalis syariah diperkirakan hanya berkisar 20 trilyun, sementara potensi
pasar mengambang berpotensi hingga 750 Trilyun, sedangkan potensi asset
pasar loyalis konvensional sekitar 250 triliyun.
Jika
perbankan syariah dapat mengoptimalisasi floating market yang sangat
besar ini maka sangat mungkin perbankan syariah akan berkembang lebih cepat
lagi.
Ketiga, kegagalan menata system perbankan syariah yang
islami. Fakta menyatakan bahwa beberapa bank masih disinyalir berkutat pada
sistem konvensional, walaupun baju yang mereka kenakan adalah baju Syariah.
Banyak
sekali akad-akad perbankan syariah yang terbukti begitu dekat dan hampir sama
dengan akad di perbankan konvensioanl. Perbedaannya hanya di segi istilah saja.
Disinilah dibutuhkan ketegasan dan revitalisasi internalisasi nilai-nilai
ekonomi islam yang sesungguhnya terhadap praktek perbankan syariah. Bila tidak
maka jangan harap masyarakat akan melirik dan menjadikan pilihan investasinya.
Keempat, kegagalan merekrut kualitas SDM terbaik. Saat ini,
pola rekruitmen SDM perbankan syariah sebatas mentraining SDM Bank Konvensional
beberapa bulan saja. Pola ini diyakini sangat kurang mumpuni karena diyakini
akan banyak kendala yang akan dihadapinya. Belum lagi bila dihadapkan pada
persoalan nilai-nilai keislaman yang kental dengan perbankan syariah. Sudah
saatnya perbankan syariah memiliki jenjang pendidikan khusus yang dididik
secara optimal dan maksimal demi menghasilkan bankir-bankir islami yang bisa
membangun perbankan syariah secara meyakinkan.
Segala
bentuk kritik diatas merupakan bentuk kekurangan yang nyata, sehingga mutlak
dilakukan upaya perbaikannya. Peluang perkembangan perbankan syariah sekali
lagi sangatlah besar. Kini tinggal kemampuan seluruh stakeholder perbankan
syariah Indonesia untuk melakukan terobosan-terobosan inovatif dan kreatif
membangun pintu kesuksesan.
Lebih lagi,
hadirnya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang jelas-jelas menyatakan bahwa
bunga bank haram dapat menjadi legitimasi atas larangan umat Islam untuk tidak
bertransaksi dengan lembaga keuangan konvensional yang identik dengan bunga
bank.
Setidaknya
ini pun bisa menjadi amunisi dan berkah tersendiri bagi perbankan syariah di
Indonesia berupa legalisasi dan restu khusus dari pemegang otoritas keagamaan
di indonesia.
Tak ada
yang tidak mungkin dalam kehidupan ini. Begitu pula dengan prospek perbankan
syariah. Dengan komitmen, kerjasama sinergis, kreatifitas dan keyakinan dari
seluruh stakeholder perbankan syariah termasuk pemerintah, diyakini
perbankan syariah akan meraih kesuksean dan menjadi bank terbaik pilihan
masyarakat di tengah-tengah persaingan perbankan yang semakin kompetitif
sehingga betul-betul dapat menjadi rahmatan lil-alamin. Semoga kritik
diatas bermanfaat.
1 komentar:
Strange "water hack" burns 2 lbs in your sleep
More than 160 thousand men and women are losing weight with a simple and secret "water hack" to drop 1-2lbs each night in their sleep.
It's very simple and works every time.
Just follow these easy step:
1) Get a drinking glass and fill it up with water half glass
2) And now follow this crazy HACK
so you'll become 1-2lbs thinner as soon as tomorrow!
Posting Komentar